Dunia fotografi kini
semakin dimanjakan dengan dikeluarkannya aneka jenis kamera oleh para
produsen kamera di seluruh dunia, sebut saja seperti Canon, Nikon, Kodak, Fuji,
dll. Untuk mendukung kemudahan seseorang dalam menghasilkan gambar yang
baik, ada kalanya Anda memerlukan sebuah ruangan yang dijadikan sebagai
ruang kerja untuk fotografi atau yang sering disebut sebagai studio
foto.
Studio Foto
– Pengertian sebuah studio foto adalah sebuah tempat yang digunakan
oleh seorang fotografer untuk mengambil gambar atau foto dengan
menggunakan kamera digital atau dengan mengggunakan kamera non digital
untuk menghasilkan sebuah foto dengan dukungan beberapa alat bantu yang
tersedia di dalam ruangan tersebut sebagai kelengkapan dari proses
membuat sebuah foto itu. Piranti pendukung Sebuah Studio Foto
– Beberapa contoh alat pendukung yang sering tersedia dalam sebuah
studio foto baik modern ataupun yang masih kovensional, adalah :
1. Kursi – kursi ini bukan merupakan sebuah kebutuhan yang mutlak,
tetapi lebih kepada tergantung dari setting foto apa yang akan diambil.
Jika obyek foto harus duduk, maka kursi ini dapat membantu fotografer
untuk mendapatkan sudut ambil gambar/ foto dengan baik.
2. Payung – payung ini bukan bertujuan untuk pelindung hujan, tapi
lebih sering berguna untuk membantu sang fotografer untuk mendapatkan
efek cahaya yang sesuai dengan keinginan sang fotografer, sehingga efek
pencahayaan dapat lebih terfokus maupun efek cahaya dapat tercukupi.
3. Lampu Gantung Bantu atau Lampu sorot – Lampu ini berfungsi untuk
menghilangkan bayangan yang terbentuk di belakang obyek foto, karena
efek lampu blitz yang biasanya datang dari depan obyek foto, pada saat
pengambilan foto terjadi.
4. Background Screen atau sering juga disebut sebagai layar latar
belakang – Di studio foto yang baik, biasanya layar yang digunakan
sebagai background atau latar belakang sebuah obyek foto, dapat diganti
ganti sesuai tema yang akan dipakai pada saat sesi pemotretan
berlangsung. Ada kalanya berupa gambar yang dapat digulung dengan
bantuan roda pemutar, atau terkadang berupa papan triplek yang diberi
gambar tertentu atau bisa juga diberi desain lukisan abstrak sehingga
akan menjadi latar belakang yang lebih hidup pada saat sebuah obyek foto
diambil gambarnya.
5. Penambahan beberapa aksesoris pendukung, seperti sepotong tangga
atau sebuah vas atau pot bunga dengan aneka hiasan yang menggambarkan
sebuah taman. Tetapi penambahan variasi seperti ini sekarang sudah
jarang ditemui di studio foto yang baik dan modern, karena sudah sangat
jarang orang mau berfoto dengan latar belakang yang sanagt konvensional
dan terkesan seperti foto jaman dahulu.
6. Untuk sebuah foto studio yang modern bahkan lantainya pun
terkadang dibuat melengkung setengah melingkar seperti halnya sebuah
lapangan skateboard, Hal ini kan memberi efek pada sebuah foto akan
terlihat lebih natural, karena bayang yang timbul akan semakin sedikit,
di samping efek ketidak meratanya cahaya dapat dihindari.
Memiliki cita-cita seorang fotografer profesional tentu harus
memiliki peralatan fotografi yang lengkap. Meskipun rupiah yang harus
kamu keluarkan tidak sedikit, nyatanya dengan memiliki peralatan akan
lebih menunjang kariermu. Atau mungkin kamu malah sudah memiliki modal
besar untuk membangun sebuah studio foto. Terdapat beberapa peralatan
yang wajib kamu miliki dalam ruang studiomu. Apa sajakah itu?
1. Kamera
Sudah pasti bukan? Tanpa adanya peralatan fotografi ini, kamu tak akan bisa mengabadikan moment konsumen. Sebelum memilih kamera
yang akan kamu beli, jangan lupa untuk searching terlebih dahulu kamera
apa yang pas untuk kamu. Jika memiliki budget yang lebih, sangat
disarankan untuk kamu membeli kamera yang memiliki pengaturan exposure secara manual.
2. Lensa
Kamu ingin membuka sebuah studio foto maka lensa tele tidak cocok untuk kamu. Carilah lensa
dengan diafragma besar di lensa prime 50mm, untuk pas foto, modeling,
atau produk. Tak hanya itu, untuk bisa memotret dalam kapasitas besar,
misalnya foto keluarga, gunakan lensa kit atau lensa dengan panjang
local 18mm hingga 70 mm. Dan jangan lupa bahwa lensa wide tidak akan
cocok untuk foto di studo karena akan menimbulkan efek distorsi. Untuk
lebih menunjang usahamu, belilah 2-3 lensa.
3. Flash eksternal
Penggunaan peralatan fotografi yang satu ini dianggap perlu dan tak
perlu. Mengapa? Karena penggunaan flash eksternal tergantung pada
seberapa lengkap alat lighting yang kamu miliki. Penggunaan flash
eksternal biasanya dipasangkan langsung di kamera atau pada stand
sendiri, bisa untuk pemicu perlengkapan lighting, seperti softbox tapi
ada juga digunakan sebagai lighting utama objek. Namun, agar lebih
menunjang studio fotomu, sepertinya kamu wajib memiliki peralatan
fotografi yang satu ini.
4. Lampu studio
Kamu tak berniat untuk membeli flash eksternal? Tak apa, tetapi kamu
wajib membeli lampu studio, di mana jenis Tronic lebih populer. Pancaran
sinarnya membuat kamu bisa memvariasikan dengan perlengkapan fotografi
lainnya.
5. Softbox
Penggunaan aksesoris yang satu ini membuat efek cahaya yang lebih
halus dan terarah pada objek fotomu. Paling minimal, kamu harus memiliki
2 softbox yang diletakkan di kanan dan kiri objek. Tak hanya efek
halus, dengan penggunaan softbox akan memberikan efek bayangan pada mata
objek. Menjadikan foto yang kamu ambil akan jauh lebih bagus
dibandingkan tanpa softbox.
6. Standar Reflektor
Peralatan fotografi satu ini biasa digunakan di depan lampu studio.
Jika kamu menggunakan reflektor warna emas akan membuat efek warm. Jika
kamu ingin menghindari cahaya yang tak diinginkan, penggunaan reflektor
hitam sangat cocok karena akan membuat objek lebih berdimensi. Reflektor
warna putih menjadikan cahaya lebih soft dan gunakan translucent untuk
membuat cahaya tanpa bayangan.
7. Payung reflektor
Penggunaan payung reflektor pada prinsipnya sama dengan softbox,
yaitu memberikan efek cahaya. Namun hasilnya tak sebagus softbox dan
payung reflektor cenderung sulit dalam mengarahkan cahaya.
8. Kabel sinkronisasi
Kamu sudah memiliki peralatan fotografi di atas yang sudah
disebutkan, maka kamu harus memiliki kabel sinkronisasi. Aksesoris yang
satu ini memiliki fungsi sebagai pemicu, jadi ketika kamu memencet
shutter kamera maka seluruh aksesoris di atas seketika menyala.
Barang-barang di atas adalah perlengkapan yang wajib kamu miliki jika
memiliki niat untuk membuka sebuah studio foto. Tampaknya kamu harus
memerlukan modal yang besar karena fotografi memang bukan hobi atau
karier yang murah. Namun, jika kamu memiliki peralatan di atas, maka
profesionalisme kamu sudah teruji.
Merintis usaha studio foto bisa menjadi
satu cara untuk membisniskan hobi, khususnya bagi mereka yang memiliki
hobi fotografi. Usaha ini bisa dirintis mulai dari bisnis kecil-kecilan
dengan peralatan secukupnya atau bisa juga dengan membuat usaha
tingkat menengah maupun besar yang dilengkapi dengan berbagai peralatan
fotografi canggih.
Memang, semakin
besar usaha yang dirintis maka akan membutuhkan biaya yang lebih banyak,
apalagi saat ini harga perlalatan dan perlengkapan fotografi dengan
kualitas yang terbaik harganya juga tidak murah. Mulai dari peralatan
pokok seperti kamera, aneka lampu, background foto, maupun biaya sewa
tempat untuk merintis usaha studio foto.
Untuk
merintis usaha studio foto, sebenarnya kebutuhan peralatannya juga
hampir sama dengan kebutuhan ketika akan merintis usaha foto pernikahan.
Perbedaannya hanya terletak pada kebutuhan sarana perlengkapan
pemotretan yang lebih banyak dan juga jenis layanan yang akan
dijalankan. Maka sudah sewajarnya jika mereka yang merintis usaha studio
foto juga akan melayani jasa pemotretan untuk kebutuhan pernikahan.
7 langkah strategis merintis usaha studio foto :
1. Menentukan jenis produk dan layanan studio foto
Menentukan
jenis produk dan layanan fotografi sejak awal, menjadi salah satu hal
penting dalam merintis usaha studio foto. Dengan adanya produk dan
layanan yang telah ditentukan secara jelas, maka kita akan semakin mudah
dalam melakukan berbagai aktivitas, khususnya promosi.
Untuk
dapat menentukan jenis produk dan layanan secara tepat, bisa dilakukan
dengan cara riset pasar terhadap target market dimana studio foto
tersebut dirintis. Dari hasil riset pasar inilah akan bisa ditentukan
produk dan layanan apa saja yang bisa dijalankan.
Pada
umumnya, seseorang merintis usaha studio foto dia sudah mempunyai
gambaran tentang apa yang akan dikerjakan. Beberapa contoh layanan jasa
di usaha studio foto ini misalnya jasa cetak foto, pemotretan pas foto
untuk dokumen resmi, foto dokumentasi event, dokumentasi pernikahan,
jasa foto prewedding, pembuatan foto produk, foto model, retouch foto, digital imaging, dan lain sebagainya.
Selain
melayani jasa fotografi, biasanya beberapa studio foto juga akan
menjual berbagai perlengkapan dan aksesoris fotografi, misalanya
jual-beli kamera dan lensa second, menjual memorycard,
tripod, lampu, album foto, pigura foto, dan lain-lain. Bahkan beberapa
studio foto ada juga yang melayani jasa fotocopy dan penjilidan.
Tak
hanya sebatas pada jenis produk dan layanan yang sudah disebutkan
diatas, beberapa studio foto yang kreatif juga melayani produksi
beberapa barang yang masih ada kaitannya dengan fotografi, misalnya
pembuatan kartu nama yang ada fotonya, membuat kalender, mug, gantungan
kunci dan lain-lain.
Adanya beraneka
ragam produk yang ditawarkan ini seringkali digunakan untuk menembak
pasar yang sama dengan varian produk yang berbeda.
Untuk
dapat menentukan jenis produk dan layanan studio foto memang tidak
mudah. Oleh karena itu harus disesuaikan dengan kondisi modal yang ada.
Tidak
harus semua dilakukan dan dijual dalam studio foto, karena beberapa
studio yang memiliki omset besar seringkali justru karena dia fokus pada
salah satu atau beberapa produk layanan. Misalnya studio foto yang
khusus melayani foto-foto produk, khusus melayani wedding, dan lain
sebagainya.
Apapun jenis layanan dan
produk yang akan dijual di pasaran, pastikan produk dan layanan tersebut
adalah yang terbaik dan telah disesuaikan dengan target pasar yang
dituju.
2. Menetapkan harga produk dan layanan
Menetapkan harga layanan fotografi sangat penting (Ilustrasi)/CC BY/Adam Cohn
Hingga
saat ini, harga masih menjadi satu hal yang sensitif dan sangat
dipertimbangkan oleh konsumen dalam mengambil keputusannya untuk
menggunakan produk dan layanan fotografi. Oleh karena itu ketika
merintis usaha studio foto perlu mempertimbangkan secara dalam
menentukan harga produk dan layanannya.
Ada
banyak cara untuk melakukan penetapan harga. Penetapan harga bisa
dilakukan berdasarkan pendekatan biaya-biaya yang dikeluarkan, bisa
berdasar besarnya kebutuhan atau permintaan konsumen, dan penentapan
harga bisa dilakukan berdasar kuatnya persaingan usaha studio foto yang
telah ada.
Setelah
harga-harga produk telah ditetapkan, usahakan untuk terbuka kepada
konsumen dengan memajang daftar harga secara lengkap dan rinci. Daftar
harga ini bisa dibuat dalam bentuk katalog, maupun papan pengumuman yang
di tempel di area studio.
Selain
dengan cara membuat daftar harga, bisa juga harga-harga produk yang akan
dijual ditempel dengan label harga. Pemberian label harga ini bisa
dilakukan pada berbagai barang misalnya frame foto, album foto, asesoris
kamera, dan lain-lain.
Tempat
memang menjadi salah satu yang penting dalam merintis usaha studio
foto, hal ini berbeda dengan mereka yang hanya menyediakan jasa foto
panggilan. Dalam membuat studio foto dibutuhkan beberapa ruang yang bisa
digunakan untuk berbagai kegiatan usaha.
Beberapa
ruang yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha studio foto ini misalanya
ruang pemotretan (studio), ruang penyimpanan peralatan, ruang layanan,
ruang pajang berbagai barang yang dijual, dan lain sebagainya.
Kebutuhan
ruang dalam merintis usaha studio foto bisa disesuaikan dengan
kebutuhan. Semakin besar usaha yang dijalankan secara otomatis juga akan
membutuhkan ruang yang lebih luas. Misalnya antara ruang pemotretan
model dan pemotretan produk dipisahkan, di bagian depan ada ruang
tunggu, tersedianya ruang ganti/berhias, maupun ruang-ruang kantor
lainnya yang hanya diisi oleh beberapa staf maupun karyawan yang khusus
mengurusi hal-hal administratif.
Bagi
banyak pengusaha foto, tempat merupakan salah satu faktor penting untuk
membentuk citra perusahaan di mata konsumen. Oleh karena itu dalam
membuat stodio foto usahakan di-setting semenarik mungkin agar
memiliki karakter yang kuat. Adapun tujuan dari membangun karakter
studio foto ini tak lain adalah untuk membangun brand usaha agar mampu berbeda dengan studio foto lainnya.
Setelah
produk dan layanan telah ditentukan, harga sudah ditetapkan, dan lokasi
usaha sudah jelas, maka ketiga hal tersebut sudah bisa dijadikan
sebagai bahan dan modal untuk melakukan promosi.
Dalam
mlerintis usaha studio foto, melakukan promosi sejak awal bisa menjadi
langkah yang strategis. Kegiatan promosi ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara, mulai dari hal-hal kecil misalnya dengan memberitahukan
kepada saudara, teman, rekan kerja, atau dengan dengan melakukan promosi
secara besar-besaran dengan menggunakan strategi bauran promosi (Promotion mix).
Promotion mix
adalah berbagai perangkat komunikasi yang dirancang untuk berbagai
kegiatan promosi. Adapun perangkat-perangkat yang masuk dalam bauran
promosi ini diantaranya adalah periklanan (Advertising), promosi penjualan (Sales Promotion), Hubungan massa (Public Relation), Publisitas (Publisity), Penjualan perorangan (Personal selling), dan pemasaran langsung (Direct Selling). : eks
merintis usaha studio foto dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan biaya
promosi yang ada.
5. Menyiapkan peralatan yang digunakan
Peralatan fotografi yang digunakan untuk membuat studio foto/CC0/Unsplash
Disela-sela
melakukan kegiatan promosi, satu hal yang tidak kalah penting adalah
menyiapkan berbagai peralatan yang dibutuhkan dalam merintis usaha
studio foto. Alat-alat ini bisa berupa peralatan untuk pemotretan,
peralatan display, belanja barang-barang yang akan dijual, peralatan
kantor, dan lain sebagainya.
Untuk
mendirikan usaha studio foto mini, peralatan yang digunakan tidak harus
tidak harus sekompleks peralatan yang digunakan studio foto besar. Untuk
jaman sekarang untuk mendirikan usaha studio foto mini bisa hanya cukup
menyediakan peralatan kamera DSLR, eksternal flash, tripod, background foto,
reflektor payung, dan satu unit komputer untuk mengolah hasil
pemotretan. Sedangkan untuk mencetak foto bisa menggunakan printer biasa
atau mencetakkan hasil pemotretan ke studio foto yang lebih besar.
Kebutuhan
peralatan untuk mendirikan usaha studio foto kecil memang sangat jauh
berbeda jika dibandingkan dengan usaha studio foto besar. Perbedaan ini
sangat terlihat pada jumlah dan merek peralatan yang digunakan. Bisa
saja untuk belanja peralatan studio foto yang ideal akan menghabiskan
biaya ratusan juta. Untuk itu, belilah peralatan sesuai dengan
keperluan, target konsumen, dan kapasitas studio foto yang akan
dijalankan.
6. Memiliki SDM yang terampil dan profesional
Memiliki SDM yang termpil dan profesional (ilustrasi) /CC BY/Buenosdeseos
Merintis
usaha studio foto agar lebih cepat berkembang sangat membutuhkan sumber
daya manusia yang terampil dan profesional. Baik dia sebagai
fotografer, editor foto, tim pemasaran maupun bagian administrasi
kantor. Usaha yang didukung oleh sumberdaya yang mumpuni bisa dipastikan
kelangsungan usaha bisa berjalan lebih baik jika dibandingkan dengan
SDM yang apa adanya.
Untuk fotografer
misalnya, setidaknya ia harus menguasai peralatan kamera yang
digunakan, teknik pemotretan, pengaturan pencahayaan, dan kreatif.
Sedangkan untuk editor foto, dia harus paham tentang pengolahan image
foto menggunakan komputer, terampil menggunakan software digital
imaging, memiliki kepekaan artistik cukup baik, kreatif, dan lain
sebagainya.
Selain hal-hal teknis,
memang kreativitas bisa menjadi salah satu modal besar untuk merintis
usaha studio foto. Dengan kreativitas inilah produk-produk maupun
layanan yang dihasilkan akan mempunyai ciri khas yang kuat dan mampu
dibedakan dengan produk dan layanan pesaing.
7. Manajemen usaha yang baik
Membuat alur kerja yang jelas akan meningkatkan produktivitas/CC BY/ Public Domain
Berbicara
tentang pengelolaan kerja, maka tak bisa dilepaskan dengan adanya
fungsi manajemen. Adapun fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan
diantaranya adalah; perencanaan (Planing), pengorganisasian (Organizing), pelaksanaan (Actuating), dan pengawasan (Controlling).
Fungsi
manajemen ini akan lebih baik jika dilakukan disetiap bagian/lini usaha
studio foto. Misalnya saja untuk order pemotretan dokumentasi
pernikahan, fotografer bisa melakukan keempat fungsi manajemen tadi
sehingga semua bisa berjalan dengan lancar. Begitu juga bagian keuangan,
bagian pemasaran, dan lain sebagianya.
***
Bisa
merintis usaha studio foto memang menjadi harapan banyak fotografer,
jika Anda memiliki ketertarikan dengan usaha ini tak ada salahnya jika
dimulai dari sekarang, mulai dari studio foto sederhana, mulai dari
job-job kecil, namun harus dimulai dari niat yang besar… Semoga sukses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar